Persatuan Muslim Indonesia di Belanda

about image

Pada tanggal 12 April 1971 di Den Haag, dua puluh anggota musyawarah telah berkumpul, salah satunya Abdurrachman Wahid (Gus Dur), mantan Presiden RI ke-4. Musyawarah ini melahirkan organisasi Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME). Sejak itu PPME menambah komunitas Muslim asing di Belanda di samping komunitas dari Turki, Maroko, Suriname, dan Pakistan.

Setelah PPME disahkan oleh Ratu Juliana di tahun 1974, kegiatan-kegiatan sosialisasi pun mulai padat. Kerja sama dengan komunitas-komunitas Muslim di Belanda pun terjalin. PPME juga melebarkan jaringannya ke luar negeri. Nama PPME dikenal di banyak negara Eropa dan pembentukannya memberikan aspirasi kepada masyarakat Muslim di Jerman, Inggris, Perancis bahkan Suriname. Saat itu, PPME dijadikan organisasi teladan di mana negara-negara lain ingin mengikuti jejaknya, hingga PPME diresmikan menjadi organisasi ‘Dewan Pimpinan Pusat’. Kegiatan inti PPME adalah melayani dakwah dan tanggungjawab serta tugas-tugas menyangkut kemasyarakatan umat Islam. Selain acara-acara keagamaan seperti kegiatan di hari-hari besar Islam, pernikahan agama dan mengurusi jenazah, PPME juga menjalin hubungan dengan organisasi Islam di dunia seperti: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Muktamar Alam Islami di Pakistan, Rabita Alam Islami Mekkah di Saudi Arabia, Moslim Student Association (MSA) di Amerika Serikat dan Canada, dan The Federation of Islamic Association (FIA) di Amerika Serikat. Khususnya di Eropa, PPME menjalin hubungan dengan Islamische Studentengemeinde (ISG) di Jerman Barat, United Muslim Student Organisation (UMSO), Islamic Centre Geneve di Swiss, Bilal Mosche di Jerman dan masih banyak lagi.

Di tahun 1973 PPME diundang untuk menghadiri konferensi Pemuda Muslim sedunia di Tripoli (Lybia). Konferensi ini dihadiri kurang lebih oleh 500 pimpinan pemuda Islam dari seluruh pelosok dunia. Selanjutnya perwakilan PPME meneruskan ekspedisinya ke Beirut, Cairo, dan Madinah untuk menemui para pakar PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) dan masyarakat Indonesia.

PPME juga menerbitkan majalah/buletin yang berisi tulisan-tulisan perihal keislaman di Indonesia, Belanda dan Eropa. Majalah pertama yang diterbitkan diberikan nama “Al Falaah”. Nama tersebut diprakarsai oleh salah satu anggota bernama A. Dony setelah mendengar adzan yang dikumandangkan oleh Abdurrachman Wahid. “Haiyya’lal salaah…Haiyya’lal falaah” yang artinya setelah salaat perjuangan untuk kemenangan dapat dibimbing dari Allah.

Lima puluh tahun usia PPME, dan organisasi ini tetap berkembang dengan perjalanan yang penug dengan pasang dan surut. Kini jumlah cabang telah menyebar ke lima kota besar di Belanda dan berhasil meraih jumlah jamaah lebih dari ratusan keluarga.

PPME telah berhasil menjaga tali persaudaraan masyarakat Muslim yang penuh makna. Kesediaan waktu dan energi yang telah diberikan oleh para pakar, ibu-ibu, jamaah Al- Mu’minun (cabang PPME yang dijalankan oleh para mualaf Belanda), remaja, anak-anak telah membuahi organisasi Islam yang penuh hikmah.Semoga dengan memegang prinsip kebersamaan, PPME tetap akan berkembang menjadi organisasi yang dapat meraih kemenangan dalam menanam benih-benih kepribadian Islam sesuai ajaran agama dan sunnah Rasulullah saw. Aamin.

0

Keluarga (Anggota)

0

Anak Belajar Qur'an

0

Tahun Komunitas Aktif

Visi PPME

Visi kami adalah berjuang untuk sebuah asosiasi yang dapat diakses oleh semua Muslim dan yang berjuang untuk persaudaraan satu sama lain. Sebuah asosiasi yang terdiri dari komunitas yang erat, di mana tua dan muda merasa betah, yang secara aktif dan sadar mengalami Islam bersama. Kami adalah asosiasi modern dan berorientasi masa depan yang berjuang untuk kemajuan dan jika memungkinkan kami menggunakan teknologi untuk mendukung dan memfasilitasi anggota kami. Berorientasi ke masa depan juga berarti bahwa, selain secara aktif dan sadar mengalami Islam, kami juga ingin memberikan kontribusi aktif untuk masyarakat yang berkelanjutan dan berkomitmen. PPME adalah jantung masyarakat.

Misi PPME

Misi kami adalah – sejalan dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah – untuk mendukung anggota kami dalam pengembangan pribadi dan keagamaan mereka. Selain itu, kami ingin menyebarkan citra positif Islam dan memperkuat pemahaman Islam dan dengan demikian mengundang lebih banyak orang untuk bergabung dengan Islam. Kami ingin memberikan kontribusi penting kepada masyarakat dengan peluang yang kami miliki sebagai komunitas. Dengan cara ini kami ingin bekerja pada pengembangan Muslim yang aktif dan sadar yang menyatakan iman mereka sesuai dengan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, membangun jembatan dan dengan demikian memberikan dampak positif bagi masyarakat.